Menikmati Kesejukan di Masjid Agung Kota Serang

15722
Sumber Gambar: kotaserang.com
Sumber Gambar: kotaserang.com

 

Masjid yang berusia hampir dua ratus tahun ini berada di pusat kota Serang. Tak sulit untuk menuju ke sana, sebab letaknya memang sangat strategis. Dari arah mana saja kita bisa mencapai masjid ini. Nyaris semua angkot yang beroperasi di Kota Serang bisa mengantarkan kita ke masjid ini dengan tarif yang relatif murah, sekitar Rp.3000 sampai dengan Rp.4000 kita bisa menuju Masjid Agung yang sejuk ini. Tapi, bagi Anda yang datang dari luar daerah, seperti Jakarta dan sekitarnya, baik rombongan atau pun membawa kendaraan sendiri, Anda bisa klik google map untuk kemudian mencari lokasi Masjid Agung yang berada di pusat kota ini.

Bangunan beratap umpak tiga dengan warna merah terlihat jelas dari luar masjid. Ada beberapa anak tangga dari halaman masjid untuk bisa sampai di terasnya. Teras masjid dipenuhi tiang-tiang besar dengan lantai granit berwarna hitam sehingga sering dijadikan tempat beristirahat karena sejuk dan nyaman. Sekeliling masjid dipagari dengan pagar setinggi satu meter, dan memiliki tiga lantai. Yakni lantai pertama, kedua dan basement. Lantai pertama atau lantai utama dijadikan sebagai tempat salat utama bagi jamaah laki-laki dan perempuan. Antara tempat salat laki-laki dan perempuan dibatasi dengan hijab tripleks. Adapun lantai kedua dijadikan sebagai ruang tambahan, yang digunakan oleh jamaah perempuan atau bila hari Jum’at sering digunakan oleh jama’ah laki-laki sebab ruangan utama tidak cukup menampung jama’ah yang membludak.

Sedangkan lantai basement menjadi tempat wudlu dan beberapa ruang serbaguna ada di basement ini yang bisa disewa untuk beberapa acara oleh masyarakat. Tempat wudlunya sangat unik, dengan penampung air terbuat dari tanah liat berukuran besar sehingga air yang keluar nantinya terasa menyejukkan.

Di sisi utara masjid, terdapat tempat wudu tambahan yang bersebelahan dengan perpustakaan. Perpustakaan yang tak begitu luas ini cukup banyak menyimpan koleksi buku keislaman yang bisa kita manfaatkan.

Dibatasi oleh tempat parkir, terdapat sebuah kampus IAIB (Institut Agama Islam Banten) dan juga sebuah Madrasah Aliyah Ulumul Qur’an. Karena keberadaan dua institusi ini pulalah, masjid menjadi sangat ramai pada hari Minggu karena itu adalah hari perkuliahan bagi mahasiswa IAIB non reguler. Terlebih lagi hari Jum’at, selain dipadati oleh jama’ah masjid, juga menjadi pasar kaget yang menjual berbagai macam dagangan mulai dari benda-benda keagamaan, obat-obatan dan berbagai asesoris lainnya.

Masjid yang didirikan pada masa kepemimpinan Bupati Serang R.T. Condronegoro (1849-1870) ini juga memiliki berbagi fasilitas lain, seperti perpustakaan, gedung serbaguna Islamic Centre dan pusat pengobatan murah. Dijelaskan Roni Chaeroni, humas Masjid Agung Serang, ini adalah upaya agar keberadaan Masjid Agung Serang dapat bermanfaat tidak sebatas bagi kebutuhan fasilitas ibadah ritual, tapi menjangkau aspek yang lebih luas lagi.

“Untuk pemiliharaannya Masjid Agung Serang memiliki total karyawan sebanyak empat puluh orang yang bertugas mengurusi kebersihan, keamanan dan tugas-tugas lainnya,” terangnya.

Masjid atap tumpak tiga yang sempat dibongkar dan dibangun ulang pada tahun 1990 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, R. Nuriana pada tahun 1994 ini beberapa struktur bangunannya meniru Masjid Agung Banten. Seperti pada beberapa umpak Masjid Agung Serang yang mirip dengan umpak di Masjid Agung Banten.

Masjid yang dahulunya pernah dinamai Masjid Pegantungan atau Masjid Ats-Tsauroh ini, pertama kali dibangun pada tahun 1849 pada masa pemerintahan Bupati Serang RT Tjondronegoro (1849-1870). Di bangun di atas lahan seluas 2.6 Ha sebagai wakaf dari sang Bupati. Perubahan atau renovasi serta penambahan bangunan masjid telah dilakukan pada tahun 1956, 1968, 1993, 1997 dan 2006. Yang mana hampir semua proses renovasi tersebut diprakarsai oleh Bupati Serang yang memerintah kala itu.

Tahun 1930 Tb. Nurdin menata Masjid seperti Masjid Kesultanan Banten tetapi tanpa menara. Dan pada tahun 1956 Bapak Ayif Usman, KH. Sochari, dll, menyempurnakan bangunan dengan mendirikan menara.

Pada tahun 1968 masa Bupati Letkol H. Suwandi, Masjid itu diberi nama Masjid Ats- Tsauroh yang berarti Masjid Perjuangan, pada tahun 1974 bangunan Masjid dirubah. Pembangunan itu di pimpin oleh Bapak. Ayif Usman dan dikerjakan oleh H. Mulya Syarif.

Tahun 1993, Bupati Serang kala itu H. Sampurna memprakarsai untuk merenovasi bangunan Masjid. Maka dibentuklah panitia pembangunan antara lain H. Ma’mun Sochari, H. Aman Sukarso, H. Embay Mulya Sayarif, H. Hilmi serta yang lainnya. Renovasi inilah yang masih bertahan hingga sekarang.

Sejak tahun 1994 Masjid Agung Serang secara resmi digunakan sebagai masjid pemerintahan daerah Kabupaten Serang. Namun masih terganjal dengan biaya perawatan yang kurang memadai. Dipimpin Drs. H. Sandir Usman sebagai Ketua Dewn Keluarga Masjid [DKM], selama sembilan tahun mengembangkan beberapa inovasi dengan pembentukan Koperasi Baitul Mal Wattamwil, Remaja Masjid, dan Klinik Kesehatan. Seiring dengan perkembangan daerah Propinsi Banten yang memberikan dampak yang baik bagi perkembangan masyarakatnya, masjid ini bisa dikatakan sebagai pusat perkembangan Islam di Banten.

Menara masjid merupakan salah satu bagian yang begitu menarik. Menara masjid ini dibangun sekitar tahun 1956. Jadi awal kali dibangun, masjid ini tidak memiliki menara. Menara masjid ini cukup unik. Selain tingginya yang menjulang 50 meter, pada bagian tengahnya terdapat suatu ruangan beratap yang berbentuk oktagonal. Pun demikian dengan ruangan di bagian puncaknya. Hanya saja atapnya berbeda. Seakan-akan seperti dua menara ditumpuk menjadi satu.

Masjid ini memiliki halaman yang cukup luas. Ada dua halaman di sana. Halaman dalam dan halaman luar dengan pagar sebagai pembatasnya. Halaman dalam langsung berhadapan dengan ruang pendopo, halaman luar berada di sisi timur masjid yang digunakan sebagai tempat parkir.

Saat kita memasuki ruang utama, sama seperti terasnya, penuh dengan tiang-tiang besar berwarna putih dengan bentuk labunya berwarna kuning. Di tengah bagiannya, terdapat semacam sabuk keemasan yang berhiaskan ornamen kaligrafi ayat al-Qur’an yang ada di dalamnya.

Bila kita menatap bagian atas masjid ini, akan kita lihat kubah berbentuk persegi empat dengan ornamen kayu berbentuk bintang sembilan. Dan pada bagian tengahnya digantungkan lampu hias sebagai salah satu penerangan.

Pada bagian mihrabnya terdapat sebuah lampu yang terang. Pada dinding depannya penuh dengan berbagai kaligrafi yang menghiasinya sehingga masjid menjadi tampak semarak dan indah. Pun di sekeliling dinding dalam masjid ini, juga penuh dengan hiasan kaligrafi.

Tak jauh dari mihrab, terdapat mimbar yang terbuat dari kayu berwarna cokelat tua. Tak banyak ukiran di sana sehingga terkesan klasik dan sederhana.

Masjid yang terdapat di jalan Veteran 43 Kota Serang ini selain menjadi pusat peribadatan juga menjadi pusat kajian keislaman untuk menambah ilmu pengetahuan. Tidak jauh berbeda dengan masjid Agung Banten, masjid ini juga menjadi tempat yang sering digunakan warga untuk acara-acara keislaman seperti kajian, diskusi, tablig akbar dan sebagainya.

Pada bulan Ramadhan, masjid bertambah hidup dengan adanya bazar ta’jil yang berada di halaman luar yang biasa digunakan sebagai tempat parkir. Berbagai macam makanan untuk berbuka puasa disediakan di sini dengan harga bervariasi. Masjid Agung Serang juga memberikan ta’jil gratis bagi jamaah yang datang.

Di sekitar masjid banyak pedagang makanan, mulai dari gado-gado-gado, soto ayam, mie ayam dan sebagainya dengan harga terjangkau.

Kegiatan Ta’mir Masjid di Masjid Agung Serang diluar kegiatan ibadah rutin, dalam pelaksanaannya melibatkan beberapa pihak yaitu:

  1. Pengajian Rutin dilaksanakan setiap bulan sekaIi yaitu :
  1. a) Kajian Bulanan (Kalbu) dengan pembahasan kajian tematik bekerjasama dengan FSPP Kabupaten Serang yang dilaksanakan setiap akhir bulan.
  2. b) Pengajian Bulanan Ibu-ibu BKMT dan Alhidayah Kabupaten / Kota Serang.
  1. Pengajian rutin pemuda (Rimas)
  2. Pengajian ibu-ibu “Reboan”.
  3. Kegiatan mengajar Al-Qur’an dilaksanakan setiap Ba’da Shalat Magrib.
  4. Ceramah/Pengajian menjelang ramadhan.
  5. Siaran Tabligh akbar I PHBI (Muludan, Rajaban, Rowahan).
  6. lbadah Sosial yaitu bhakti sosial setiap bulan Muharam dengan kegiatan khitanan massal dan Bhakti Sosial bulan Ramadhan.
  7. Fasilitasi Kegiatan yang diusulkan oleh Ponpes, OKP, Majlis Ta’lim, NGO, dll.

Demikianlah masjid yang identik dengan bangunan tua tidak terkesan tua karena megah dengan desain yang modern walau tetap dengan kekhasan masjid. Selain menjadi pusat peribadatan, masjid juga menjadi pusat ilmu pengetahuan dan keagamaan, serta tetap bernilai sejarah.[]

NB. Ini adalah catatan perjalanan menelusuri jejak sejarah dan budaya di kota Serang. Rencananya, catatan ini kelak akan diterbitkan menjadi buku sebagai pedoman bagi pelajar khususnya di kota Serang dan umumnya para pelancong yang hendak menikmati destinasi wisata di kota Serang.

Comments are closed.