Rupiah Melemah, Harga Tempe Melambung

912

tempe

Melemahnya nilai tukar rupiah membawa dampak naiknya harga kedelai di pasaran, mengingat sebagian kedelai yang dijual di pasaran merupakan kedelai impor.

Mahdi Imam Maarif, pekerja di salah satu rumah industri tempe mengungkapkan beberapa hari kebelakang harga kedelai naik. Sebelumnya Rp.7.000 per kilogram dalam beberapa hari saja naik menjadi Rp.8.000 per kilogram.

“Kalau dilihat sepintas sih tidak besar naiknya, namun kenaikan yang cukup besar karena kalau kami belanja kedelai dalam jumlah yang banyak,” ujarnya kepada bidikbanten.com, Selasa (27/3).

Ia menerangkan, naiknya harga kedelai pihaknya menyiasati keadaan tersebut dengan menaikan harga tetapi menambah ukuran tempe. “Sebelumnya harga tempe hanya Rp2.000, namun kini dinaikan menjadi Rp3.000, tetapi ukurannya lebih diperbesar,” katanya.

Kendati harga naik, lanjut Mahdi menjelaskan, tetapi pihaknya belum mendapati konsumen yang mengeluh akan hal tersebut. Ini mungkin karena harganya dianggap sesuai dengan ukuran yang semakin besar.

Sedangkan Jarajah, salah satu penjual tempe di Pasar Keranggot mengatakan, belum ada kenaikan harga tempe sejauh ini. Dari pemasok harga masih relatif stabil, namun pihaknya mengaku akan menaikan harga jika sudah ada kenaikan dari pemasok. “Kalau harga dari produsennya naik, sudah pasti akan kita naikan juga harganya,” katanya.

Terkait kenaikan harga tempe, pihaknya mengaku tidak berdampak pada penurunan daya beli konsumen dan kanaikannya di tahun lalu tidak membawa dampak besar. Kalaupun harga naik, para pembeli tetap membelinya. “Yah walaupun ada sebagian konsumen yang protes,” katanya.

Disisi lain Suryani, pengunjung pasar mengaku terakhir, dua hari lalu membeli tempe yang harganya sudah terjadi berbedaan dari hari sebelumnya. Tetapi masih dalam taraf wajar karena kenaikan harga tempe disesuaikan dengan ukurannya yang bertambah besar.

 “Harganya memang naik, tapi ukurannya lebih besar,” katanya.

Sementara itu, Kasi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Koprasi (Disperindagkop) Kota Cilegon, Ikhsan Hasibuan, mengatakan sejauh ini belum ada pantauan terkait harga kedelai di Cilegon.

Ikhsan menjelaskan, belum ada kabar kenaikan harga kedelai. Sementara stok harga kedelaipun masih stabil. “Biasanya kalau kedelai langka dan harganya naik pembuat tempe di Ciwandan memberi tahu kami” katanya.

 Reportase: Dede Irawan

Comments are closed.