Setelah pembentukan pengurus Forum Peduli Kesehatan Ibu dan Anak (Fopkia) Kecamatan Gerogol Jumat (6/2) lalu. Ketua Fopkia Cilegon, Romy Abdullah targetkan membentuk pengurus di 7 kecamatan lainnya hingga akhir Februari. “Ini kami lakukan agar advocasi ibu dan anak menyeluruh di tahun ini,” jelasnya.
Ia menuturkan, berdasarkan data Dinkes Cilegon, angka kematian bayi (AKB) meningkat dari tahun 2013 ke 2014. Sebanyak 30 bayi meninggal pada tahun 2013 dan meningkat sebanyak 55 bayi meninggal pada tahun lalu.
Meskipun angka kematian ibu (AKI) menurun, dari angka 20 kematian ibu pada 2013 menjadi 12 kematian ibu pada tahun lalu pihaknya mengaku harus tetap memaksimalkan peran Fopkia agar AKI dan AKB menurun pada tahun ini. “Sukur-sukur AKI dan AKB Cilegon tahun ini bisa tidak ada sama sekali,” tutur Romy.
Ia mengungkapkan pembentukan Fopkia kecamatan di butuhkan dengan segera agar peran peningkatan kesehatan ibu dan bayi, pentingnya menjaga kehamilan, pendampingan kehamilan serta sosialisasi badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan (BPJS) dapat berjalan maksimal. “Peran Fopkia kecamatan ke depan akan dimaksimalkan untuk menangani hal-hal tersebut,” ungkap Romy.
“Ke depan Fopkia kecamatan juga dapat bergerak dengan maksimal, selanjutnya dapat meningkatkan kualitas menjadi konsultan atau motivator kesehatan dimasing-masing kecamatan. Sehingga pesan kesehatan ibu dan anak bisa sampai pada warga langsung,” tambah Romy.
Romy berharap, ke depan para kordinator yang bertanggung jawat untuk membentukan pengurus tingkat kecamatan dapat bekerja cepat dan tepat untuk agar akhir Februari sudah terbentuk Fopkia di delapan kecamatan di Cilegon.