Hibut Tahrir cabang Cilegon sore tadi (18/11) menggelar aksi demo penolakan terhadap kenaikan harga BBM, rombongan massa Islam itu menggelar aksinya di bundaran simpang tiga Cilegon sambil meneriakan yel-yel penolakan BBM, mereka juga berorasi menolak kenaikan harga BBM yang dinilai sudah menyengsarakan rakyat.
Menurutnya, kebijakan menaikkan harga BBM sesungguhnya tidak lain adalah untuk menyukseskan liberalisasi sektor hilir (sektor niaga dan distribusi) setelah liberalisasi sektor hulu (eksplorasi dan eksploitasi) sempurna dilakukan dan Liberalisasi migasnya penguasaan yang lebih besar kepada swasta (asing) dan pengurangan peran negara. Kebijakan seperti ini jelas sangat merugikan dan menyengsarakan rakyat yang notabene adalah pemilik sumberdaya alam itu sendiri.
“Liberalisasi dilakukan untuk memenuhi tuntutan pihak asing. Dan untuk itu, pemerintah tega mengabaikan aspirasi mayoritas rakyatnya. Jadi, jelas sekali kebijakan menaikkan harga BBM adalah bentuk pengkhianatan terhadap rakyat yang sangat nyata!” tegas Fauzan, salah seorang korlap HTI.
Padahal, lanjut Fauzan, menaikkan harga BMM dan kebijakan apapun yang bermaksud untuk meliberalkan pengelolaan BBM merupakan kebijakan yang bertentangan dengan syariat Islam. Migas serta kekayaan alam yang melimpah lainnya dalam pandangan Islam merupakan barang milik umum yang pengelolaannya harus diserahkan kepada negara untuk kesejahteraan rakyat.
Beberapa peserta aksi wanita Hizbut Tahrir tampak membawa anak kecil dan bayi yang masih menyusui sebagai simbol dampak kenaikan harga BBM yang juga dirasakan oleh ibu-ibu.
(Adam)