Tiga Organisasi kemahasiswaan yang terdiri dari ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) menggelar aksi boikot kenaikan harga BBM, Senin 17/11/2014.
Mereka melakukan aksi orasi di pintu depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cilegon, selama 1 jam mereka melakukan orasi dan sejumlah tuntutan akhirnya massa gabungan Mahasiswa itu ditemui salah seorang perwakilan anggota DPRD dan mengajaknya menemui Walikota Cilegon yang sedang menggelar rapat Paripurna.
Para Mahasiswa dipertemukan dengan Walikota Cilegon yang saat itu sedang menggelar sidang paripurna didampingi ketua DPRD dan wakil ketua serta Sekda kota Cilegon dan para pimpinan fraksi menemui para mahasiswa dan melakukan pembahasan terbuka di ruang Paripurna terkait tuntutan dan desakan para mahasiswa yang menginginkan persetujuan Walikota untuk menolak kenaikan BBM di kota Cilegon.
Chairul Hidayat, salah seorang kordinator aksi mengatakan, tuntunan mereka adalah agar Walikota Cilegon beserta pimpinan DPRD kota Cilegon menolak kenaikan harga BBM dan juga Realisasi program APBD secara transparan.
“Kami meminta kepada bapak Walikota Cilegon beserta para pimpina DPRD kota Cilegon agar menolak kenaikan harga BBM dan terkait realisasi anggaran APBD jangan terlalu terkesan penghamburan anggaran uang rakyat hanya untuk pembangunan jalan lingkar selatan (JLS) serta adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan Daerah” ungkap Dayat.
Menanggapi hal itu, Walikota Cilegon, Iman Aryadi, menngatakan, pihaknya secara prinsip sangat setuju dengan penolakan kenaikan harga BBM, tetapi harus dengan dibarengi mencari jalan keluar, dan soal JLS yang menggunakan anggaran yang cukup besar itu, pihaknya beralasan bahwa kota Cilegon saat ini sedang dianda kemacetan parah dalam setiap harinya, sehingga dibutuhkan solusi dengan menyediakan jalan alternatif yakni JLS>
“Saya sangat mendukung terhadap penolakan kenaikan harga BBM dari rekan-rekan Mahasiswa, bahkan jika harus menanda tangani penolakan itu sekarangpun saya siap. tapi juga harus dibarengi dengan beberapa solusi demi kebaikan masyarakat banyak. Dan tentang pembangunan JLS, hal itu sudah dikaji dan di analisa secara matang oleh beberapa pakar pembangunan bahwa solusi kemacetan yang ada di kota Cilegon ini tidak ada jalan lain selain harus membuka akses jalan baru yakni jalur lingkar selatan (JLS) dan terkait mahalnya biaya pembangunan tersebut kami mengajar kepada rekan-rekan Mahasiswa untuk mengkaji dan meneliti berapa besaran biaya yang dibutuhkan untuk proyek jalan betonisasi sepeerti itu” Papar Iman.
(Zaki Ardiansyah)