Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan telah menemukan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP palsu yang beredar di masyarakat, yang diindikasikan buatan Cina dan Prancis.
“Padahal hologramnya sah, buatan di luar, dari Tiongkok dan Prancis,” kata Tjahjo usai membuka acara Rapat Kerja Nasional Pencatatan Sipil Tahun 2014 di Yogyakarta, Ahad (16/11) malam.
Menurut Tjahjo, indikasi tersebut telah ia temukan sebelum dirinya menjabat sebagai mendagri. “Soal modus dan jumlah total e-KTP palsu tersebut sepenuhnya kewenangan kepolisian. (Jumlah) total nanti urusan kepolisian,” kata politikus PDIP tersebut.
Tjahjo mengatakan tidak ada intervensi asing dalam pembuatan e-KTP palsu tersebut. Justru yang melakukan itu orang Indonesia. “Meskipun demikian, pengusutan lebih jauh akan diserahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Kalau yang ‘main’ itu ya orang Indonesia sendiri, saya tidak mengatakan orang Kemendagri,” katanya.
Menurut Tjahjo, persoalan tersebut menjadi salah satu penghambat mengapa hingga saat ini masih ada hampir lima juta jiwa penduduk yang belum mendapatkan e-KTP. Karena itu, Tjahjo meminta agar proses pembuatan e-KTP dihentikan untuk sementara hingga Januari 2015.
Upaya tersebut diperlukan sebagai masa evaluasi, serta perbaikan sistem pembuatan e-KTP. Dalam hal ini negara harus menjamin keamanan data kependudukan seluruh warga negara serta menjamin tidak adanya kontrol pihak lain. “Negara sudah semakin global, tetapi apa pun kunci itu harus ada di tangan Indonesia,” katanya.
Ia mengatakan dalam masa perbaikan itu akan dimanfaatkan untuk pengecekan seluruh sistem pengurusan “E-KTP sehingga validitas kartu identitas tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi akan dirujuk seluruh instansi,” kata Tjahjo.
(Rol)