Nama perempuan muda di Jalur Gaza itu, Suha Hamad. Usianya, 25 tahun. Tapi, dia meregang nyawa ketika rumahnya dibombardir Israel.
Suha tewas mengorbankan diri menjadi tameng hidup bagi empat anaknya. Semua anaknya selamat, meski satu orang yang masih balita kini terbaring di ICU.
Suha mengembuskan napas terakhirnya, ketika rumahnya dibom Israel pukul 23.00, Selasa malam lalu. Ketika deru rudal Israel terdengar, Suha bergegas membawa tiga anaknya yang tidur untuk dipindahkan ke rumah nenek mereka.
Setelah memastikan tiga anaknya berada di tempat aman, dia kembali ke rumah untuk membawa bayinya yang berusia empat bulan. Namun, nahas, ketika mengambil bayinya dia terkena pecahan peluru dari rudal Israel. Sang bayi masih selamat meski harus dibawa ke rumah sakit.
Mahdi Hamad, ayah Suha, kesal dengan kekejaman militer Israel.”Tidak ada yang memerintahkan kita untuk mengevakuasi orang-orang dari rumah,” kata Mahdi, seperti dikutip Ma’an, semalam (11/7/2014).
”Kaca hancur di belakang anak-anak, dan seorang laki-laki (suami Suha) jatuh ke kolam besar penuh darah,” rintih Mahdi.
Ibu Suha tak kuat menahan kesedihan atas kematian anak dan menantunya sekaligus.”Siapa yang mengharapkan mereka (anak-anak) harus hidup, ketika mereka kehilangan ayah dan ibu mereka?,” tanya Ibu Suha. ”Kejahatan apa yang dilakukan anak-anak ini, sehingga dihukum seperti itu?”.
Insiden memilukan itu terjadi ketika pesawat-pesawat tempur Israel membom rumah-rumah warga di Jalur Gaza Selasa tengah malam. Seorang pemimpin jihad dan lima anggota keluarganya ikut tewas dalam invasi Israel itu.
Kementerian Kesehatan Gaza mengidentifikasi mereka yang tewas adalah Hafiz Mohammed Hamad, 30, Ibrahim Mohammed, 26, Mahdi Mohammed Hamad, 46, Fawzia Khalil Hamad, 62, Mehdi Hamad, 16, dan Suha Hamad 25.