Pupuk Langka, Para Petani Di Cilegon Terancam Gagal Panen

802

Para petani padi mulai mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk. Padahal kini sudah memasuki musim tanam dan salah satu kebutuhan utama petani berupa pupuk adalah sangat krusial. Keresahan petani tak lain karena khawatir produksi padinya akan menurun drastis.

“Bahkan bisa gagal panen jika dalam waktu dekat ini tidak mendapatkan pupuk,” ujar salah satu petani, Siti Fatimah. Siti mengatakan Beberapa toko pupuk seperti yang ada di Pasar Baru Keranggot dan pasar Blok kelapa Kavling Blok F tidak tersedia. Dengan langkanya pupuk ini, tentunya ini menyulitkan kami.

“Enggak tahu kenapa setiap mau musim tanam selalu terjadi kelangkaan. Kalau harga saat ini per karung ukuran 50 kilogram seharga Rp92 ribu. Kalau eceran antara Rp2500 sampai Rp3000 perkilogram,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan (Disperla) Kota Cilegon membenarkan bahwa kelangkaan pupuk era bersubdisi memang langkah, karena ada pengurangan jatah yang diberikan oleh pemerintah pusat. “Jadi pada anggaran APBN tahun 2014 pemerintah pusat mengurangi jatah pupuk urea bersubsidi hanya 50 persen. Makanya pupuk yang bersubsidi menjadi langkah” Ujar Kepala Disperla Andi kepada bidikbanten.com melalui telpon, Rabu (10/6) sore.

Andi mengatakan bahwa pihaknya sudah menyampaikan usulan kepada pemerintah pusat dan pemerintah provinsi sebelum anggaran 20114 di realisasikan untuk tidak mengurangi jatah pupuk bersubsidi karena para petani di Kota Cilegon memang sangat membutuhkan.

“Untuk itu, ditahun 2014 kami menyesuaikan dengan anggaran untuk pasokan pupuk urea yang diberikan 50 persen itu, makanya wajar terjadi kelangkaan pupuk ini dan itu hampir terjadi dibeberbagai wilayah.” Katanya.

Sementara itu, kepala Seksi Tanaman Pangan dan Holti Kultura Disperla Cilegon, Tisna menjelaskan para petani memang selalu konsumtif akan pupuk urea padahalkan ada alternatif pupuk pengganti urea seperti Za, estka posta dan lain sebagainya maka ketika pupuk urea langkah para petani teriak.

Tetapi jika pupuk yang lain tidak ada para petani tidak ribut. “Tetapi memang pertumbuhan tanaman lebih cepat dengan menggunakan urea.” Kata Tisna. Tisna menjelaskan kelangkaan pupuk urea yang hari ini terjadi karena pemerintah pusat hanya memberikan paoskan pupuk sekitar 278 ton jauh dengan yang disualkan oleh kami.

“kita sudah mengusulkan dari 2013 dalam bentuk LDKK yang ada di cilegon untuk pasokan urea sekitar 557 ton tetapi yang diberikan hanya 278 ton, kemungkinan karena adanya defisit anggaran.” tandasnya.

Sedangkan LDKK itu lanjutnya, adalah taraf mutlak yang harus dicukupi oleh pemerintah, kenapa kini munculnya 278 ton ini. “ini penghitungan dari mana.? Apakah karena realisasi pada tahun kemarin sehingga pasokan pupuk dikurangi sedangkan realisasi tahun lalu kami melebihi.” Paparnya. Ia berharap semoga pemeritah pusat segera menyelesaikan persoalan akan keangkaan pupuk ini, sehingga para petani tidak merugi ketika mulai menanam padi. (arif)