Pertarungan Prabowo Vs Jokowi, Suara NU Terpecah

760

Wakil Ketua Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama (NU) Indonesia KH Fakhrurrozie, meyakini suara waga NU bakal terpecah dengan majunya Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang.

“Warga Nahdliyin mendukung Jokowi, karena ada sosok JK yang juga warga NU. Tapi tidak mendukung Jokowi, karena dia alat partai tidak mandiri,” kata Fakhrurrozie, Selasa (20/5/2014).

“Tapi warga NU tidak dukung Prabowo karena wakilnya yang tak disukai warga NU. Semua capres ada plus-minusnya,” kata Pengasuh Pondok Pesantren An Nur 1, Bululawang, Kabupaten Malang ini.

Menurut dia, jika pun para ulama menentukan sikap memilih Prabowo, lebih karena ulama mementingkan soal aqidah. “Misalnya, ulama mendukung penutupan Dolly di Surabaya, Jawa Timur, PDI-P malah terang-terangan tidak setuju dan menentang penutupan lokalisasi Dolly,” kata Fakhrurrozie.

“Kita dihadapkan pada pilihan sulit. Dari itu, kita hari memilih calon yang minim jeleknya. Karena menurut saya, dua pasangan capres itu bukan pilihan ideal,” tegasnya.

Secara pribadi, Fakhrurrozie mengaku mendukung Prabowo-Hatta. “Ingin punya pemimpin yang memiliki sikap nasionalisme. Sementara sosok Jokowi, kita ketahui adalah alat partai,” kata dia.

Sosok Jokowi dinilainya masih “apa kata” Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. “Kita butuh pemimpin tegas, tapi tidak keras. Kita tidak butuh pemimpin lembek,” tegas Fakhrurrozie.