Gelombang massa Nahdlatul Ulama Cilegon mendatangi dan menggelar orasi di depan halaman Pemkot Cilegon, Jumat (14/3/2014), rombongan massa menuntut Walikota Cilegon menutup seluruh Tempat hiburan yang sudah sangat meresahkan masyarakat. Aksi warga Nahdliyin itu diawali dengan lantunan salawat Badar yang dibarengi dengan aksi orasi secara bergantian yang mendesak kepada Walikota Cilegon agar datang menemui massa.
“Tempat hiburan di kota Cilegon harus ditutup karena sudah merusak generasi muda. Banyak PSK yang berkeliaran di Kota Cilegon dengan busana tidak pantas di tempat hiburan, itu akibat dari maraknya praktek prostitusi terang-terangan yang dibiarkan oleh Pemerintah Kota Cilegon,Kalau walikota tidak bisa menutup tempat hiburan, lebih baik turun saja jadi walikota. Walikota Surabaya saja yang perempuan berani menutup tempat prostitusi Dolly, masak Cilegon walikotanya laki-laki tidak bisa menutupnya,” kata Ustad Unang, dalam orasinya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilegon, dalam orasinya menyampaikan keprihatinannya terhadap perkembangan generasi muda yang sudah rusak karena maraknya tempat hiburan di kota Cilegon, “Kami disini karena kami peduli dengan generasi muda, untuk itu penutupan tempat hiburan hari ini sudah harga mati, kembalikan kota Cilegon sebagai kota yang dulu agamis dan jangan rusak kota ini dengan dibiarkannya tempat hiburan merajalela” Ujar Hifdulloh dalam orasinya.
Kendati demikian, aksi massa yang menuntut Walikota menemui massa belum juga mendapat sambutan, akibatnya, Massa memaksa masuk ke dalam kantor Walikota Cilegon untuk bertemu dengan orang nomor satu di Cilegon. Karena dihalangi pagar Pemkot yang dijaga Satpol PP, massa mendobraknya hingga pagar itu roboh. Aksi dorong-dorongan antara massa dengan anggota Satpol PP pun tak bisa dihindari, massa yang semakin kesal karena Walikota tak juga menemui mereka. (Zaki/BBO)