Cilegon, – Kelompok ormas, lsm, okp dan mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Perjuangan Masyarakat Cilegon (PPMC), pada hari jum’at (20/13) akan melakukan aksi menjelang peresmian Krakatau Posko. Sejumlah lsm dan okp mengadakan pertemuan di ponpes Al-Furqon, yang di ikuti Kampak, Perindo, GPRI, dan presidium PPMC pada rabu (18/13). Rahmatullah Ketua Persatuan Indonesia (Perindo) Kota Cilegon mengungkapkan aksi akan di lakukan secara damai, “ Kita akan aksi damai, Insyaallah tidak anarkis,” ungkap Rahmatullah. Ada 3 hal yang menjadi tuntutan pada aksi tersebut. Mengakomodir 70 persen warga Cilegon 30 persen dari luar Cilegon, memprioritaskan pengusaha lokal, dan melokalisir warga Korea agar meminimalisir benturan Agama dan budaya. “ Kita tidak melawan Pemerintah, kita tidak melawan investasi yang datang, tapi kita ingin kesetaraan antara pribumi dan non pribumi,” kata Rahmatullah.
Direncanakan aksi akan di mulai dari lampu merah PCI menuju ke Krakatau Posco lalu ke gedung DPRD, “Setelah dari KS Posco peserta aksi akan melakukan audiensi dengan anggota DPRD Cilegon,” ujar Ketua kampak, Mulyadi Sanusi. pemberitahuaan kepada kepolisian perihal aksi ini sudah dilayangkan pada rabu (18/13) “kami sudah melayangkan surat pemberitahuaan kekepolisian untuk aksi ini,” katanya.
peserta aksi pada hari jum’at di perkirakan akan di ikuti 5000 orang, “ Untuk aksi hari jum’at ada 5000 orang, dan perlu di ketahui masyarakat, aksi yang kami lakukan ini tidak di tunggangi pihak manapun.” Jelas Mulyadi.
Ditempat berbeda Hifdulloh Selaku Ketua PCNU Kota Cilegon, mengatakan bahwa pihaknya tidak menolak kedatangan Presiden SBY,” Kami tidak menolak kedatangan Pak SBY dan peresmian KS-Posco, tetapi sesuai fatwa NU, kami berharap KS-Posco dan Pemkot Cilegon tetap mengutamakan 70-30 pekerja Ks-Posco, melokalisir warga korea agar tidak adanya benturan budaya dan agama, itu saja,”kata Hifdulloh.
(Dodi Ansyah/Erv/BBO)