Ombak Besar Disertai Angin Kencang, Nelayan Merak Tak Berani Melaut

1060
IMG_20131117_160319
(foto:ervan)

Merak – Cilegon, Gelombang ombak besar disertai angin kencang di perairan Selat Sunda mengakibatkan ratusan nelayan di pantai merak, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon tidak berani melaut. Dari pantauan BidikBanten.Com gelombang ombak besar yang mencapai ketinggian dua hingga 3 meter tersebut membuat nelayan enggan untuk menangkap ikan dikarenakan kekawatiran keselamatan meraka saat melaut.(17/11/13)

IMG_20131117_160228
(foto:ervan)

 

Berdasarkan lansiran informasi terbaru dari website badan meteorologi, klimatologi dan geofisika, kawasan Selat Sunda bagian selatan berpotensi hujan dengan arah angin dari barat laut menuju utara dengan kecepatan 10-20 knot dan tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,5 meter, sedangkan Selat Sunda bagian utara berpotensi berawan dengan arah angin dari barat menuju barat laut dengan kecepatan 05-10 knot dan tinggi gelomabang 0,75 meter hingga 1,5 meter.

Akibat cuaca buruk tersebut nelayan terpaksa menganggur selama hampir sepekan lebih, “Saya sudah seminggu tidak melaut, takut nanti perahu kita oleng ditengah laut,” kata salim seorang nelayan di merak.

Sarif seorang nelayan mengatakan dirinya terpaksa mencari pekerjaan lain seperti mencari besi-besi tua, mencari keong dan sebagainya,” kalo ombak besar kayak gini, saya biasanya mencari besi-besi tua di kawasan pabrik atau mencari barang-barang bekas di terminal merak” Kata sarif.

IMG_20131117_160415
(foto:ervan)

 

Hanya beberapa nelayan saja yang berani melaut. Tetapi tidak berani hingga ke tengah laut dikarenakan angin kencang dan gelombang ombak yang besar, hanya sampai di pinggiran untuk mencari siput,” saya gak berani sampai ketengah ombaknya besar, kalo begini saya biasanya di pinggiran saja atau sambil memperbaik perahu dan jaring-jaring yang rusak,” kata Sarif.

Sehu dari LPLH BJ, selaku pemerhati lingkungan mengatakan ini adalah siklus perubahan iklim setiap tahunya dan sedang memasuki musim pancaroba,” ini kan sedang memasuki musim pancaroba, jadi kondisi alam sedang berbenturan antara cuaca cerah, hujan, silih berganti dan ketepatan prediksi mungkin hanya dua atau tiga hari, untuk prakiran sebulan kedepan itu sulit ketika memasuki pancaroba,”ungkapnya.

Ditempat yang sama Samsul selaku LPLH BJ, menambahkan dengan adanya perubahan cuaca, rentan dengan berbagai masalah seperti pohon tumbang, banjir, gelombang ombak besar dan penyakit yang timbul diantaranya,”ini rentan dengan insiden banjir, pohon tumbang, juga penyakit seperti flu, diare juga dapat berdampak dengan hasil pangan seperti panen yang gagal, nelayan yang tidak bisa melaut dan sebagainya,” kata samsul.

(Ervan Yuhenda/BBO)