Cilegon, – Aksi mogok kerja sopir Angkutan Kota (Angkot), yang dipicu karena tidak ditanggapinya tuntutan sopir angkot terkait masalah trayek bukan dari Cilegon yang memasuki wilayah Cilegon, sehingga berujung dengan aksi mogok pada hari Kamis 17 Oktober 2013, telah ditanggapi oleh Dinas Perhubungan (Dishub).
Dishub dalam pertemuan dengan perwakilan telah mendengar dan menyerap seluruh keluhan para sopir angkot terkait trayek bukan dari Cilegon yang memasuki wilayah Cilegon, dengan memberikan solusi dan juga akan bertindak lebih serius, “kita akan menunda peremajaaan angkot, tidak ada lagi penambahan angkot di Cilegon karena sudah banyak dan akan segera dibuat pos,” kata Dana Kepala Dinas Pehubungan (Kadishub) Kota Cilegon.
Ditambahkan bahwa tuntutan para sopir angkot Anyer – Cilegon telah dilakukan sekitar dua bulan yang lalu, tetapi tidak pernah digubris oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Cilegon, mereka para sopir angkot mempertanyakan kenapa harus sampai adanya aksi mogok, agar apa yang mereka laporkan terkait masalah trayek ini ditindak lanjuti.
“Saya sebenarnya tidak ingin sampai ada aksi mogok angkot ini, karena sangat membuang waktu saya juga, tetapi ini yang harus dilakukan karena sudah dua bulan tidak ditanggapi tuntutan kita, sehingga kita melakukan aksi mogok seperti ini,” tambah Jahnuri, salah seorang perwakilan sopir di sela-sela pembicaraan mereka dengan pihak Dishub.
Ditempat yang sama dari keterangan Aziz Ketua Panguyuban Angkot Anyer-Cilegon menjelaskan kepada bidikbanten.com terkait masalah aksi mogok para sopir angkot, yang disebabkan banyaknya armada bukan trayek Cilegon, yang memasuki wilayah Cilegon, para supir angkot Anyer-Cilegon hanya menuntut hak-hak mereka dikarenakan dengan banyaknya kendaraan bukan trayek cilegon, membuat penghasilan mereka berkurang, dan mereka juga akan terus memantau kinerja Dishub dalam mensejahterakan sopir angkot di Kota Cilegon.
“ Kami hanya menuntut hak kami sebagai masyarakat, dan profesi kami sebagai sopir angkot, karena dengan banyaknya trayek yang bukan dari cilegon menyebabkan banyaknya kendaraan dan sedikitnya penumpang sehingga pendapatan kami berkurang, dan kami menuntut kesejahteraan kami, karena yang kami butuhkan bukan sekedar janji tetapi juga kinerja Dinas Perhubungan ” terang Aziz.(Ervan Yuhenda/BBO)