Masyarakat Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, “menyerbu” sejumlah sungai karena krisis air bersih melanda daerah itu sejak beberapa bulan terakhir.
“Kami terpaksa berjalan kaki empat kilometer menuju Sungai Ciberang untuk mendapatkan air,” kata Jenal, seorang warga Calungbungur Kabupaten Lebak, Selasa.
Ia mengatakan masyarakat di sini sudah terbiasa jika musim kemarau dipastikan kesulitan air bersih.
Sebab sumur timba maupun pompa jetpump milik masyarakat tidak mengeluarkan air bersih akibat kekeringan tersebut.
Untuk mendapatkan air bersih, kata dia, masyarakat harus berjalan kaki hingga beberapa kilometer menuju Sungai Ciberang.
Namun, bagi masyarakat mampu secara ekonomi mereka menggunakan sepeda motor atau membeli air galon.
“Kami setiap hari harus mendapatkan air bersih untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK),” katanya.
Begitu pula, Hamid, warga Cipanas Kabupaten Lebak mengaku dirinya setiap sore menggunakan air Sungai Ciberang untuk keperluan MCK sebab sumur timba miliknya kekeringan.
Ia mendapatkan air sungai dengan menggunakan sepeda motor.
Selama musim kemarau banyak masyarakat menggunakan air Sungai Ciberang karena sumur timba mengalami kekeringan.
“Kami sekali mengangkut air sungai sebanyak empat ember dengan jarak tempuh satu kilometer,” katanya.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Muklis mengatakan pihaknya terus mendistribusikan air bersih kepada warga yang mengalami krisis air.
Pendistribusian air bersih dengan koordinasi dengan PDAM setempat ke Kecamatan Cilograng, Wanasalam, Malingping, Cibadak dan Rangkasbitung.
“Kami mencatat krisis air bersih tersebar di 17 kecamatan dan kami belum semuanya bisa memasok karena keterbatasan angkutan itu,” katanya.
Berdasarkan pantauan, sejumlah sungai di Kabupaten Lebak didatangi masyarakat yang mengalami krisis air bersih dengan membawa dirijen maupun ember untuk menampung air sungai.
Selain itu juga mereka mengangkut air sungai dengan menggunakan sepeda motor atau kendaraan lainya.
Selama ini kondisi air sungai untuk kawasan hulu relatif layak digunakan MCK maupun dikonsumsi, namun wilayah hulu sudah terkontaminasi oleh pencemaran lingkungan. (Mansyur)
Comments are closed.